Senin, 20 Mei 2019

KESENIAN TEREBANG BUHUN


(Koleksi grup Pusaka Sawargia) 

     Hello guys, untuk kali ini yang akan dibahas adalah mengenai kesenian Terebang Buhun. Ga perlu banyak basa basi langsung aja yu..

      Nah guys, Kesenian Terebang merupakan kesenian yang sangat kuno keberadaannya diperkirakan sekitar abad ke-12 yang mana pada saat itu merupakan masa pra-islam. Pada zaman Kesultanan Cirebon dan Banten, Islam memperoleh tempat yang baik sehingga ajaran Islam dapat tersebar luas setelah keruntuhan Kerajaan Pajajaran.           Pada saat itulah Islam mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk menyebarkan ajarannya di tanah Jawa, Salah satu metode penyebarannya yaitu dengan menggunakan media Seni Terebang. Seni Terebang merupakan kesenian yang erat kaitannya dengan nilai-nilai Islam, karena melalui kesenian inilah agama Islam dapat diterima di lingkungan masyarakat baik lingkungan pesantren maupun luar pesantren.  Selain itu, menurut beberapa sumber yang ditemukan, konon katanya seni Terebang pertama kali muncul di daerah Cirebon. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Ajip Rosidi bahwa :
“Kesenian Terebang mulai berkembang yaitu seiring masuknya agama Islam ke Jawa Barat dan konon kesenian Terebang itu awal mulanya dibawa dari Cirebon, yang pada saat itu digunakan sebagai syiar agama Islam oleh Sunan Gunung Jati” (2012 : 3).
Menurut salah satu sumber yaitu Sumiarto menyatakan bahwa seni Terebang mulai dikenal oleh masyarakart Kabupaten Bandung sekitar tahun 1850-an. Seni Terebang banyak dijumpai di daerah Rancaekek, Ibun, Paseh, dan Majalaya tepatnya di Desa Wangisagara terdapat salah satu grup terebang Pusaka Sawargi. Sampai saat ini setidaknya terdapat 50 rumpun seni Terebang yang masih tetap eksis.
Jika dilihat dari bentuk pertunjukannya, Seni Terebang mempunyai beberapa unsur seni yang terkandung dalam kesenian tersebut, diantaranya seni musik, seni suara (vokal) dan seni tari (gestur). Musikalitas dalam seni Terebang, pada umumnya menggunakan pola-pola atau motif-motif yang sederhana, permainan waditra Terebang difungsikan sebagai ritmis yang berperan sebagai pengiring ataupun pemberi irama pada vokal. Repertoar lagu yang digunakan dalam seni Terebang biasanya diambil dari kirab Berjanji yang syairnya berbahasa arab kemudian ditambah lagu-lagu buhun yang syairnya berbahasa sunda seperti Sifat Nabi, Ayun Ambing, Rincik Manik, Widadari dan masih banyak lagi.
      Instrumen atau waditra yang digunakan dalam seni Terebang ini terdiri atas 4 buah Terebang ditambah 1 buah dogdog. Atik Sopandi menjelaskan bahwa Terebang merupakan waditra yang biasanya ditabuh secara kelompok. Waditra ini termasuk kelompok membranophone yang cara memainkannya ditepuk menggunakan telapak tangan (1982: 42). Secara kasat mata, bentuk dan bahan waditra pada umumnya hampir sama, yang membedakan antara Terebang yang satu dengan Terebang lainnya adalah ukurannya. Waditra Terebang berbentuk lingkaran serta mempunyai penutup kulit diatasnya. Waditra dalam seni Terebang memiliki beberapa bagian yang sama diantaranya bagian kuluwung, bagian karawat, dan bagian paseuk. Kuluwung mempunyai bentuk bulat pipih dan bagian tersebut mengerucut ke bawah. Karawat mempunyai bentuk seperti pengikat yang terbuat dari hoe. Paseuk bisa terbuat dari bahan kayu apapun asalkan kayu tersebut kuat dan tidak mudah rapuh. Kulit yang digunakan dalam waditra terebang yaitu kulit kambing yang sudah cukup umur dan sudah melalui proses pencucian dan pengeringan.
Kemudian Tarian yang terdapat dalam seni Terebang ini bisa dikatakan tarian bebas, dalam artian tidak terpaku pada pola gerak yang baku. Para penari biasanya dari kjalangan penonton yang langsung melibatkan diri secara proaktif dalamn pertunjukan. Uniknya saat pertunjukan berlangsung, diantara penonton yang ikut menari, kadang-kadang diantara mereka ada yang tak sadarkan diri (trance). Terjadinya Trance kareda ada beberapa hal yang melatarbelakanginya, misalnya ada yang sengaja memanggil roh para leluhurnya, selain itu ada pula yang dengan sendirinya kemasukan leluhurnya (kerasukan).
       kemudian yang terakhir, seni ini pada zaman dulu disajikan pada upacara adat dan upacara keagamaan. Sajian Terebang dalam upacara adat biasanya disajikan dalam rangka memeriahkan acara khitanan, pernikahan, kelahiran bayi dan sebagainya. Kemudian sajian Terebang dalam upacara keagamaan biasanya berkaitan dengan hari hari besar Islam, seperti Muludan, Rajaban, dan kegiatan Satu Syuro. Seiring perkembangan zaman instrumen pada seni Terebang sering kali ditambahkan kendang, tarompet, organ juga gitar bass.


Penulis : Fajar Hidayatulloh (18123003)

Sumber : Skripsi Seni Terebang Buhun Grup Pusaka di desa Banyusari Kec.Katapang Kab.Bandung. Tabsyir Nuridin Falah (10222106)
Keterangan foto : Koleksi grup Pusaka Sawargia

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus