Sabtu, 18 Mei 2019

Doma Garut


(Koleksi photo : https://www.google.com/search?q=adu+domba&safe=strict&client=firefox-b-m&source=lnms&tbm=isch&sa=X&) 

       Pada saat jaman belanda. Abad ke 18 Belanda ingin menyebarkan domba untuk di kembang biakan di indonesia. Limbangan adalah potensi yang dijadikan belanda untuk membudidayakan dombanya mengingat pada saat itu limbangan adalah tempat dimana orang orang kebanyakan orang adalah peternak domba nila kuda ayam dan lainya. Menurut abah Wandi sebagai pemilik doma garut yang biasa mengadakan perlombaan menjelaskan bahwa.
         Jaman dahulu Belanda membawa beberapa ekor domba merino dari (australia) untuk di sebarkan dan di budidayakan. Diantaranya Belanda memberikan   1 pasang jantan betina ke pada bupati suryakanta legawa limbangan dan diurus oleh bupati hingga punya anak betina bernama si Lenjang. si lenjang punya perawakan agak besar daripada domba lokal di garut badan yang lurus tidak berat ke perut atau tinggi ke punggung atau biasa disebut tonggong leceng. 
       Kaki kaki yang sama panjang ngaregang. Kuku ngukuh atau kuku kuku yang yang bagus. Saat itu bupati suryakanta ingin bermain ke pedepokan dulu dengan niat ingin bersilaturahmi kepada gurunya di pondok pesantren. pada saat bupati suryakanta pergi ka pasantren haji sholeh. Ia melihat haji sholeh sedang ngangon domba dombanya. Disitulah bupati suryakanta tertarik terhadap domba yang pada saat itu haji sholeh sedangmemandikan domba, si dewa namanya. Ia ingin si dewa di jalangkeun atau di kawinkan dengan si lenjang yang ada di rumahnya. Bupati membawa si lenjang ke pesantren haji sholeh untuk di jalangkeun dengan si dewa hingga akhirnya mempunyai anak jantan si tablo. Si tablo memiliki perawakan yang bagus dan kuat diantaranya 
1. tanduk ngabendo atau tanduk yang bulat kebelakang seperti bendo melingkar memutari telinganya. 
2.bebengetan kuda yang artinya memiliki wajah yang seperti kuda. 
3.Panon kupa atau panon jalak yang artinya memiliki mata hitam tajam seperti gagak. 
4. Tonggong lenceng yang artinya punggung yang lurus dari kepala sampai ke ekor adalah menurun yang lurus tidak berat ke perut atau naik ke pinggul
5. kuku ngukuh artinya kuku yang bagus
6. Ceuli rumping yang artinya adalah memiliki telinga yang pendek atau biasanya disebut ceuli nyempil atau ceulina sauted yaitu hanya sebagian kecil saja telinganya yang terlihat berarti memiliki telinga yang lebih kecil dan pendek dari kebanyakan domba yang lainya
7. Memiliki perawakan yang tegap seperti singa terlihat kuat dan dari bagian kepala sampai ekor itu menurun tetapi tidak terlalu menurun dan juga lurus tidak bengkok terlihat lebih gagah ini biasa disebut awak maung
8. Memiliki ekor yang berisi lebih panjang dari domba biasanya dan memiliki kanjut laer atau memiliki kelamin yang besar panjang.
9. Suku ngarenjang atau memiliki komposisi kaki kaki yang seimbang dan sama panjang sehingga memiliki perawakan yang terlihat kokoh tegak sempurna tegap dan terlihat lebih macho
Dan itulah ciri ciri domba yang siap di adu. Seperti si tablo. Domba yang menjadi domba kuat .
Di akhir abad 18 dan awal abad 19 
         Domba garut di urus dengan sangat baik. Hingga menghasilkan banyak domba domba yang berkelas. Kemudian pada tahun 18 akhir adu doma garut mulai sering dilakukan sebagai hobi diantaranya di daerah limbangan cikajang dan kemudian di awal abad 19 adu doma dikenalkan di daerah sumedang dan bandung selatan hingga akhirnya terkenal kesenian doma garut atau adu doma yang pada masa itu sering di sebut adu tangkas. Hingga akhirnya populer hingga saat ini.
       Domba garut sebenarnya sudah dikenali sejak lama. Tepatnya pada abad ke 8 di jawa tengah tepatnya di yogyakarta karena ditemukan relief domba 2 ekor domba yang tegap dan memiliki postur tubuh yang sama.persis seperti domba garut di candi prambanan.
         Namun pada saat itu sepertinya domba domba itu di gunakan sebagai penyembahan saja. Tetapi masyarakat jawa tengah mengakui bahwa domba garut adalah domba yang terlahir kembali karena pada jaman dahulu domba tersebut sudah ada,  domba asli Kecamatan Cibuluh dan Kecamatan Wanaraja Garut telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, jauh sebelum Domba-domba impor dimasukkan ke Indonesia.
       Bahkan yang perlu dikaji, baik secara historis mau pun sosiologis mengenai keberadaan salah satu relief pada situs yang terdapat di Candi Prambanan, pada situs tersebut terlihat dua ekor domba yang saling berhadap-hadapan sebagai hewan persembahan, ke dua domba tersebut, memiliki beberapa karakteristik yang mirip dengan ciri khas Domba domba garut antara lain ceuli rumping mendekati rumpung dengan tanduk ngabendo, bebengeutan kuda , dan bulu pada bagian di seputar lehernya yang dibiarkan tumbuh memanjang (bulu yang saat ini dibiarkan terjurai di bawah leher pada Domba Garut atau disebut nyinga, merupakan modifikasi dari pola pencukuran bulu pada waktu itu), artinya domba pada situs tersebut sangat mirip dengan performa Domba Garut yang pada abad ke delapan, telah ditemukan di daerah Jawa Tengah, domba tersebut dipandang sebagai domba terbaik dari domba-domba yang ada pada masa lalu, karena tidak mungkin domba yang berkualitas rendah dijadikan hewan persembahan yang diabadikan dalam bentuk relief pada sebuah candi yang besar, sekelas Candi Prambanan.



Penulis : Moch. Dava RM ( 18123030) 
Sumber : https://www.google.com/search?q=domba+di+candi+prambanan&safe=strict&client=firefox-b-m&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwijitTYqJXiAhW773MBHU9JBoUQ_AUIBigB&biw=396&bih=708#mhpiv=3&spf=1557640944500
Koleksi photo : https://www.google.com/search?q=adu+domba&safe=strict&client=firefox-b-m&source=lnms&tbm=isch&sa=X&

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus