Rabu, 15 Mei 2019

Beluk Engko


(1001indonesia.net) 


   Beluk engko adalah seni bertutur Sunda khas masyarakat Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Meski masih bertahan, keberadaannya sudah sangat langka. Senimannya yang disebut juru beluk atau juru alok berkreasi melagukan ragam bacaan (pupuh) dengan irama meliuk-liuk bernada tinggi.

   seni ini terinspirasi oleh kebiasaan masyarakat agraris Sunda saat berladang. Karena jarak antarladang yang berjauhan, para petani berkomunikasi dengan teriakan dan lengkingan. Dasar dari  beluk engko adalah pupuh, baik magatru, kinanti, asmarandana, sinom, dsb. 
   kesenian ini menjadi salah satu sarana penyebaran agama Islam di tatar Sunda karena syairnya sering ditulis huruf Arab berbahasa Sunda atau aksara pegon.

   Seni ini populer di kalangan masyarakat sekitar Kabupaten Bandung hingga akhir 1950-an. Beluk mengisi acara selamatan sunatan dan perkawinan, menjadi sarana masyarakat bersilaturahmi. Masyarakat dapat belajar darinya karena 
   Juru beluk dianggap terpelajar karena bisa membaca huruf arab pegon dan latin saat tak banyak orang di Kabupaten Bandung bisa membaca. Dulu, tujuh belas pupuh yang menjadi dasar dari seni ini diajarkan di sekolah rakyat.
    Seni ini hidup dan berkembang di daerah Cimaung seperti di Desa Ciawitali, Pasirhuni, dan Cimaung. Namun, yang bertahan sampai sekarang adalah di Cimaung. Dalam pementasannya, pemain dan juru alok bebas menyanyikan cerita dengan nada-nada khas, namun tidak terhalang oleh pupuh. sejak 1970-an, beluk engko tidak lagi mengisi acara-acara yang diadakan masyarakat. Pupuh Sunda juga tidak lagi diajarkan di sekolah. Hal ini membuat seni ini semakin langka. Saat ini, hanya di Kecamatan Cimaung saja .
   Abah Unen, satu-satunya pewaris kesenian ini bahkan bisa disebut generasi terakhir mengungkapkan minimnya perhatian pemerintah terhadap seni beluk engko dan eksistensi kesenian ini di daerah asalnya. Keinginannya untuk melestarikan kesenian ini juga terhalang dengan tidak adanya generasi muda yang mau belajar kesenian khas Sunda ini. Bahkan untuk saat ini beluk engko .   Bah Unen yang merupakan generasi yang melestarikan senior beluk engko ini juga mengungkapkan perasaan khawatirnya terhadap kesenian khas Cimaung ini kompilasi ditemui di kediamannya di Desa Campakamulya, "Terus terang, saya percaya, senior beluk , "ungkap Bah Unen.
    Sampai sekarang Bah Unen masih kesulitan dalam menemukan generasi penerus. Sementara ini banyak mengandung nilai dan falsafah tentang kehidupan. 
   Seni beluk engko mengangkat tentang kisah atau wawasan tentang masa kerajaan lampau yang membentuk pupuh. 
   Sampai sekarang Bah Unen masih kesulitan dalam menemukan generasi penerus. Sementara ini banyak mengandung nilai dan falsafah tentang kehidupan. 
   Seni beluk engko mengangkat tentang kisah atau wawasan tentang masa kerajaan lampau yang membentuk pupuh. Selain itu, naskah yang diterjemahkan menggunakan huruf pegon (huruf Arab) yang menerima Sunda. Karena itu, Bah Unen menentukan alasan mengapa generasi muda dan masyarakat tidak menunjukkan ketertarikannya pada seni beluk engko ini.
     "Baru-baru ini saya mentas di Babakan Siliwangi, Tamansari Bandung jelang bulan Ramadhan. Saya sangat senang, senang masih ada yang memperhatikan senior beluk engko," ujar Bah Unen.  

Penulis  : Dadan Sukarya (18123037) 
Koleksi photo : 1001indonesia.net
Sumber : wawancara Abah Unen, campaka mulya, rabu, 8 mei 2019

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus