Sabtu, 18 Mei 2019

Hajat Solokan



(koleksi WordPress.com) 


Hajat solokan artinya ruwatan solokan atau saluran udara.
Upacara tersebut diadakan di bendung Kali Cisangkuy, salah satu
anak Sungai Citarum. Dari bendung tersebut, sebagian debit airnya
kurang lebih tiga kilometer untuk
mengairi sawah penduduk Cikondang dan beberapa kampung lainnya di bagian hilir

    Upacara tersebut diawali dengan menyembelih dua ekor domba jantan di dekat bangunan pembagi air. Kedua kepala domba tersebut masing-masing
dikubur di bagian hulu dan hilir solokan. Sementara dagingnya diolah menjadi rendang dan sebagian lagi dipanggang menjadi sate untuk lauk makan bersama.
Upacara ruwatan masyarakat Cikondang dilakukan dengan melemparkan uang logam. Jumlahnya harus selalu sembilan. Misalkan Rp 90, Rp 900 atau Rp 9.000, Rp90.000 dan seterusnya dalam kelipatan "sembilan". Uang logam tersimpan dalam sesajen yang berisi, bagian atas, nasi tumpeng yang disebut congcot, buah jambe, serutu, rokok kretek, rokok daun kawung, pisang, tebu, gula kelapa, daging mentah. Selain itu,
Ada pula pangradinan yang terdiri dari sirih, gambir, kapur sirih, dan tembakau. Di atas sesajen disimpan rengginang, makanan kecil Biasa Pedesaan yang biasa digunakan sebagai lauk minum kopi atau teh.
      Sambil membuang uang logam ke hulu solokan, amil buang kemenyan. Asapnya mengepul, tinggalkan aroma khas sehingga menimbulkan suasana
magis. Lokasi tambahan yang dijadikan lokasi upacara diadakan pada dua tebing curam. Di sebelah timur yang sekaligus menjadi bibir Sungai Cisangkuy adalah tebing Cihideung tinggi sekitar 30 meter. Pada sisi lain menjulang tebing batu Cadas gantung setinggi lebih kurang 20 meter. Di bagian bawahnya tumbuh pembohong tanaman.

Lokasi bendung ini ada di bagian hilir Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Lamajan yang dibangun Belanda pada tahun 1920-an. Tenaga listrik yang dihasilkan pada mulanya untuk penerangan Kota Bandung, khusus daerah yang dibuat hunian mereka.

Dengan dibangunnya Bendung Cikondang, maka air Sungai Cisangkuy di bagian hilir PLTA Lamajan terbagi dua. Sebagian debitnya mengalir melalui palung sungai lama dan sebagian lagi masuk dan mengalir melalui saluran yang dibangun oleh royong oleh penduduk lokal. Namun, pada awal pengembangannya ternyata tidak mudah mengalirkan air ke saluran tersebut.
Pada zaman dulu, upacara tersebut biasanya dimeriahkan dengan berbagai upacara pembukaan jadi menarik dibuat ajang silaturahmi sesama warga. Lurah atau kepala desa yang akan menghadiri upacara tersebut menaiki kuda lalu diiringi tetabuhan beduk, dog-dog, reog, dan kesenian kendang penca. Mereka menyusuri tanggul saluran jauh lebih kurang tiga kilometer. Sepanjang perjalanan, masyarakat bersorak-sorai gembira mengiringi pimpinan desanya.

Akan tetapi, upacara yang mengiringi upacara tersebut makin lama semakin berkurang. Salah satu mengapa adalah kesenian-kesenian tradisional tersebut sudah berguguran. Lisan, tahun ini, upacara hajat solokan hanya dimeriahkan kacapi yang
diiringi Amih Sarifah, jurukawih yang usianya sudah setengah abad.



AIR bagi petani adalah sumber kehidupan. Tanpa air, sawah dan ladang
akan kering sehingga tanaman padi dan palawija mati dengan sendirinya.
Tanpa air, mereka akan kehausan sampai akhirnya mati perlahan-lahan.
Karena itu, sebelum nasib buruk menimpa, masyarakat Cikondang, Desa
Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung (Jawa Barat),
menyelenggarakan hajat solokan setiap tahun.

Penulis : Dadan Sukarya ( 18123037) 

Sumber : Dokument situs rumah adat cikondang
Sumber poto: koleksi WordPress.com

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus