(koleksi photo dan video dari Teh Dessy)
Hai teman-teman pasti sudah tidak asing lagi mendengar Kesenian Ronggeng Gunung terutama didaerah Pangandaran. Apalagi yang asli orang sana hihi.. Kali ini mimin akan bahas nihhh...
Ronggeng Gunung adalah sebuah kesenian tari yang tumuh berkembang di wilayah Ciamis Selatan dan Pangandaran, yaitu seperti daerah Payutran,Ciparakan,Banjarsari,Burujul,Pangandaran dan Cijulang.
Oh iyah, secara umum kesenian ini hampir sama dengan ronggeng pada umumnya loh teman-teman! Yakni dicirikan dengan penampilan satu orang atau lebih penari yang dilengkapi dengan alat musik dan nyanyian atau kawih pengiring.
Ronggeng adalah perempuan yang memiliki banyak peran dalam kesenian ronggeng gunung. Dalam setiap pertunjukan kesenian tersebut, dia akan bertindak sebagai penari sekaligus sebagai penyanyi (juru kawih).
Menurut Bu Raspi dan Dessy Sri Rahayu yang sekaligus pelaku dari kesenian ini menyatakan bahwa Ronggeng Gunung ini tercipta dari kisah seorang Putri (Dewi Siti Semboja) anak ke-38 Prabu Siliwangi yang dimana seorang kekasihnya dibunuh oleh sekelompok prompak Kalasamudra “(kasian yah ()”
Mimin ceritain lagi yah teman-teman biar kalian tahu!
Pada saat itu pangeran Anggalarang dan Dewi Siti Semboja beserta pasukan sedang dalam perjalanan dari Ciamis menuju Pangandaran. Ketika di tengah perjalanan merekan dihadang oleh perompak kalasamudra, terjadilah pertempuran antara kawanan perompak dan pasukan Anggalarang. Pertempuran itu menyebabkan pangeran Anggalarang terbunuh oleh kawanan perompak, melihat kejadian tersebut Dewi Siti Semboja berlari menuju kaki Gunung dan bersembunyi sselama beberapa hari. Dewi Siti mempunyai rasa dendam kepada perompak tersebut, kemudian dia mempelajari tarian Ronggeng Gunung dan menyamar sebagai penari. Pada saat yang ditunggu tiba, Dewi Siti dapat undangan untuk menari ditempat Kalasamudra dan disitulah dendam terbalaskan.
Konon katanya cerita tersebut diyakini benar adanya oleh masyarakat karena warga menemukan artefak alat musik yang sudah lama terkubur. Contohnya, seperti gong.
Alat musik yang digunakan dalam Ronggeng Gunung hanya beberapa saa, yaitu terdiri dari gong,kendang dan ketuk saja. Namun seiring berjalannya waktu Ronggeng Gunung sudah menggunakan seperangkat gamelan. Pemain Ronggeng Gunung terdiri dari 6 orang, kemudian untuk juru kawih dari Ronggeng Gunung mengambil orang yang sudah matang atau lanjut usia.
Menurut Dessy Sri Rahayu ia merupakan penari Ronggeng gunung menyatakan bahwa pada jaman dahulu menjadi penari Ronggeng Gunung tidaklah mudah “ ketika ingin belajar tari Ronggeng Gunung saya harus melalui proses panjang dan melelahkan. Kemudian calon penari harus tinggal di rumah sang guru selama 3 bulan lamanya” ucap Dessy. Untuk menjadi penari ronggeng tidak ada batasan usia, untuk anak-anak dibawah umur juga diperbolehkan untuk menjadi penari ronggeng Gunung.
Tari ronggeng gunung berfungsi sebagai penghibur dimasyarakat setempat. Selain menghibur tari ini juga sebagai pengantar upacara adat. Seperti, khitanan,perkawinan , panen pare,dan lain-lain.
Penulis : Baldan Ramdlan Rifano ( 18123016)Sumber : Teh Dessy dan Bu Raspi
Koleksi Photo dan Video : Teh Dessy
numpang promote ya min ^^
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
hanya di D*E*W*A*P*K
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)