Minggu, 28 April 2019

Gondang Buhun




GONDANG BUHUN

         Hallo kawan-kawan, disini saya akan membahas apa itu Kesenian Gondang Buhun. Gondang Buhun merupakan salah satu jenis tradisi berupa seni tatabuhan  yang berasal dari Kampung adat Kuta,Ciamis Jawa Barat yang tidak terdapat pada daerah lain. Dalam pelaksanaannya itu seluruh pemain Gondang Buhun ini semuanya harus perempuan sebagai pemukul lesung (gondang) yang juga merangkap sebagai juru kawih (sinden). Alat yang digunakan adalah halu biasanya tingginya mencapai 2 meter, dan lisung yang panjangya 2,5 meter. Nah, biasanya lisung tersebut diisi dua ikat padi  atau masyarakat kampung kuta biasa menyebutnya dua geugeus pare. Tapi dalam kesenian Gondang yang ditampilkan dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi.dalam Upacara Adat Nyuguh kali ini tidak menggunakan padi. Kesenian Gondang selalu diadakan setiap kali pas ada hajatan baik itu pernikahan maupun khitanan. kesenian ini diadakannya diasaat waktu pagi buta para ibu-ibu yang ada dikampung Kuta menumbuk padi menggunakan dengan menggunakan lisung dan halu. Dan halu yang dipukulkan ke lesung sambil menumbuk padi hingga menjadi beras.
    Nah, ada juga pola permainannya yaitu tutunggulan. untuk tutunggulan dalam Gondang Buhun terdapat empat  jenis tutunggulan yang terdiri dari ;
Galuntang, dimainkan oleh 4 atau lebih sebagai pembuka dan penutup pertunjukan.
Pingping Hideung, dimainkan oleh 4 orang
Cingajengan, dimainkan oleh 5 orang
Angin-Anginan,dimainkan oleh 7 orang

Adapun Motif tumbukan atau tabuhan yang berbeda-beda itu kemudian dipadukan sehingga membentuk sebuah komposisi irama yang terdiri dari: 
Turun unggah
Tilingting 
Onjon
Kutek
Titir 
Ambruk
Dongdo 
Gejog

Jadi begitu kawan-kawan....itulah Budaya Kesenian Jawa Barat yang hampir punah.nah...agar budaya dan kesenian tersebut tidak mengalami kepunahan maka kita sebagai anak bangsa Indonesia  dan juga sebagai penerus bangsa Indonesia harus bisa melestarikan Budaya dan Kesenian Indonesia.Banyak cara untuk melestarikan Budaya dan Kesenian di Indonesia seperti mendirikan Sanggar-Sanggar Budaya pada institusi pendidikan dapat menumbuhkan minat untuk mempelajari dan mencintai kebudayaan sendiri. Bukan hanya itu,ada juga dana khusus untuk mengadakan suatu pergelaran atau pertunjukan juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan masyarakat akan keberadaan kesenian dan kebudayaan indonesia. Jika kita ingin kebudayaan Indonesia khususnya Jawa Barat tetap ada, tidak punah dan diakui oleh negara luar, maka kita juga harus berusaha dan bekerja sama dalam menjaga serta melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia.
Mungkin hanya segitu ya kawan-kawan semoga bermanfaat terima kasih....
Penulis : Ragil Isnu Muharram
Keterangan Foto :
Kesenian Gondang Buhun (Foto: www.diciamis.com/labels/gondang-buhun)
Sumber : www.diciamis.com/labels/gondang-buhun

Jumat, 26 April 2019

Kesenian Reak



(koleksi photo pribadi si penulis) 

Seni reak grup mitra pasundan
Seni reak yang di garap oleh  grup mitra pasundan yaitu : asal usul seni reak, keadaan grup seni reak mitra pasundan, bentuk pertunjukan, perkembangan.
A. Asal Usul seni reak
Menurut penjelasan dari pimpinan grup mitra pasundan (Deni Dogdog), seni reak asal mulanya dari kabupaten sumedang, tepatnya daerah rancakalong. Selanjutnya dari rancakalong dibawa oleh para pedagang yang merantau ke daerah lain. Bahkan mulai tahun 1958 di desan rahong kacamatan cilaku cianjur masih banyak warga asal sumedang yang melestarikan reak.
Seni reak lahir pada abad ke-12 dimana masa itu prabu kiansantang, putera prabu siliwangi menyebarkan agama islam di pulau jawa, khususnya jawa barat. Sebagaimana ajaran islam anak laki laki wajib di sunat (khitan), padahal waktu itu anak kecil banyak yang takut untuk di sunat. Nah dari sinilah masyarakat sumedang berfikir bagaimana supaya anak kecil yang tadinya tidak mau disunat menjadi mau di sunat, atas dasar hal itu diciptakanlah satu kesenian yang disebut seni reak. Dan seni ini memiliki fungsi ritual dan hiburan, yaitu seni yang bermula dari pertunjukan sebagai upacara pada saat memandikan anak yang dikhitan, berkembang menjadi kesenian rakyat yang dipertunjukan sebagai seni hiburanatau tontonan melalui acara arak-arakan atau helaran (E.sulaeman, wawancara 12 November 2010).
Seni reak merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang menghasilkan suatu bentuk seni yang ramai (meriah), sehingga hiruk-pikuk, sorak-sorai para penonton menjadi bagian dari pertunjukanseni reak. Dinamakan “seni Reak”, karena nama ini diambil dari hiruk-pikuk dan sorak-sorai dari pemain dan penonton yang dalam bahasa sunda disebut “susurakan atau eak eakan”. Kata eak-eakan inilah yang melahirkan istilah seni reak.
Seni reak selalu ditampilkan dalam acara hajatan khususnya pada resepsi khitanan anak, baik menjelang di khitan maupun setelah di khitan. Pada kegiatan ini, biasanya terkait dengan status social masyarakat pendukung. Artinya bagi seorang anggota masyarakat yang mampu menyelenggarakan hajatan dengan menyertakan kesenian reak sebagai hiburannya, maka status sosialnya tergolong pada masyarakat menengah ke atas. Pada kenyataanya di lapangan, masih banyak masyarakat yang mengundang seni reak, ketika melaksanakan khitanan anaknya. Oleh sebab itu seni reak sampai saat ini masih bertahan, karena seni tersebut masih relevan dengan kehidupan masyarakat dewasa ini.
Dari pertanyaan diatas, jelas sekali bahwa asal-usul seni reak yang terdapat di kampong nagrog kelurahan pasirjati Ujung Berung Bandung, awalnya dari daerah Rancakalong Sumedang.
B. Keadaan Grup Seni Reak Mitra Pasundan
Grup Mitra pasundan yang berada di kampong Nagrog merupakan salah satu organisasi seni, yang khusus menggarap seni reak. Grup ini didirikan oleh deni tahun 1996, sebagai pemekaran dari grup seni reak sebelumnya yang pernah diikuti, yaitu grup Balebat pakidulan. Dalam hal ini, Deni selain sebagai oemimpin grup, juga masih tetap berperan sebagai pemain dog-dog.
Terbentuknya grup mitra pasundan sebenarnya erat kaitannya dengan latar belakang kehidupan Deni. Pada awal-awalnya deni tidak memiliki keterampilan dalam seni. Ia hanya seorang pengangguran, yang hanya memiliki modal hobi seni dan sedikit bakat seni terutama seni reak. Karena hobinya sangat kuat terhadap seni reak,kemudian ia melibatkan diri sebagai penonton yang suka ikut berkeliling, ketika seni reak grup balebat pakidulan pentas arak-arakan. Lama-kelamaan deni merasa yakin bahwa ia mampu memainkan alat musik yang ada dalam seni reak, yaitu dog-dog besar. Kemudian dengan bekal kemampuannya itu, deni diminta untuk bergabung dengan grup balebat pakidulan, yang tugasnya menabuh do-dog besar. Deni menyambutnya dengan senang hati, bahkan ia berani berkorban demi hobinya, dengan cara mau pentas tanpa dibayar. Setelah 6 tahun bergabung dengan grup balebat pakidulan, deni merasa punya bekal untuk mandiri, sehingga ia mampu mendirikan  grup yang diberi nama mitra pasundan.
C. Bentuk Pertunjukan Seni Reak Mitra Pasundan
Berdasarkan data yang di peroleh dari lapangan, hal yang paling prinsip dari pertunjukan seni reak ternyata keramaian dan kemeriahan. Dikatakan demikian, karena ketika seni reak grup ini pertunjukan, biasanya berkeliling ke kampong di sekitar sambil mengarak anak yang akan di khitan.
Waditra atau alat yang dimainkan pada pertunjukan seni reak terdiri atas: dogdog, angklung, terompet, kecrek, kendang.
Sumber :
Skripsi Adang Rukmansyah
Nim (0822289)
Gambar diambil oleh saya sendiri (Maya Karisma) sewaktu ada acara di Cijagra 

Senin, 22 April 2019

Selamat datang di Triple 3 Art..  Dimana blog ini akan memberikan informasi tentang kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia kita awali Kesenian dan kebudayaan dari Prov. Jawa Barat karena banyak kesenian di Jawa Barat yang belum terekspos. Dan nanti kesenian dan kebudayaan di Indonesia. Support ya people atas blog ini. Semoga bermanfaat guys. Terimakasih